Thursday, January 11, 2007

Mengapa Pada Betah di Cafe Kopi?

Sebagai kedai kopi impor pertama di Indonesia, Coffee Bean memang tidak seterkenal Starbucks yang benar2 sudah 'Google'-nya kopi.

Setelah dulu acap kali minum ice blended coffee di CB cabang Plaza Senayan (bisa dibilang cabang CB teramai) bersama teman2 jomblo, gw bisa menyimpulkan kalau CB sepertinya lebih mirip pasar dibanding cafe, lebih tepatnya tempat rumpi. Karena biasanya suara yang didengar pas kita masuk ke atmosfir-nya adalah: ruame!
Ibu2, tante2 & anak muda biasanya datang rata2 minimal ber 4, dan mulai membentuk cluster2 nya sendiri. Ketawa, ngobrol & curhat sekencang2nya, terutama volume ketawa-nya yang sepertinya sudah tidak perduli dan menghiraukan orang lain lagi, belum lagi muncratan2 ludah yang sampai2 bisa masuk ke gelas kopi meja sebelah. Bangku dan meja2nya pun kacaw, banyak 2 meja berhimpit dengan 10 bangku mengelilingi. Belum lagi asap rokok nya yang ajubile, membuat kepala pusing & jangan lupa, tempat rumpi selalu berbanding lurus dengan ketidak-bersihan. Bercak kopi2 manis yang sudah kering dan lengket di meja, puntung rokok, abu rokok di lantai. dsb dll.
Memperkuat kesimpulan CB tempat rumpi, sangatlah susah mendapatkan tempat duduk pas malam minggu. Semuanya full, bahkan sampai yang outdoor. Padahal terlihat gelas2 kopi nya sudah kosong rata2, jadi cuman ngerumpi modal 1 gelas aja gitu he2.

Ada yang bilang mereka2 para penggila nongkrong di cafe ini para calon2 generasi sosialita yang sedang "in" di dunia kita dengan ikon-nya si Paris Hilton? Paris yang sebelum masuk ke dunia tarik suara pun sudah sangat terkenal. Tapi kalau orang bertanya: Apa sih yang membuat si Paris ini terkenal? Gak tau tuh!? Sering aja kali nongol di TV, majalah, internet, gosip dsb. Jadi mungkin inilah yang membuat banyak sosialita'ers baru yang bermunculan dimana2 bak jamur di musim hujan.

Jadi apasih yang membuat mereka rela membeli kopi yang hanya bermodalkan sekitar Rp. 350,- per gelas nya dengan harga jual rata2 Rp. 35.000 ,-? Apakah gaya hidup? Ataukah gengsi? Atau mereka menganggap "harga suasana cafe" itu yang mahal sehingga merasa pantas2 saja harganya? Tapi nyatanya tak sedikit yang order nya take away, mereka ga nikmatin suasana cafe nya; mungkin benar2 sudah 'fans' terhadap rasa-nya.

Gw juga sebenarnya kurang merasa 'worth it' nongkrong minum kopi di cafe. Masalahnya minumannya juga bisa gw buat sendiri di rumah, bahkan campur Tia Maria yang so pasti rasanya jauh lebih unik dari kopi2 di kafe.

Penasaran dan mau meriset: mengapa orang2 koq pada betah di cafe kopi, gw kemarin coba2 kerjain tugas di Starbucks Plaza Senayan, lt.5 Sogo. Karena setiap dari sepenglihatan gw, Starbucks sepertinya lebih tenang dan lebih mirip suasana cafe sebenarnya. Maka itu banyak yang ngerjain tugas di cafe ini. Kebetulan gw lagi nyupirin keluarga ke PS dan selagi menunggu mereka belanja, gw kerja aja. Jadi uda bawa Mac dari rumah.

Oke, saatnya observasi awal. Disana ada 2 orang wanita umur 40an yang sedang sibuk mengurus angka2 plus pencet2 kalkulator, ada 2 orang pria wanita yang sedang diskusi dengan dokumen. Ada juga 2 ABG wanita yang sedang asik ngobrol, duduk di dekat kasir.
Diawali dengan pemesanan minuman yang agak grogi, sampai pemilihan tempat duduk yang sempat direvisi 1x karena faktor kestrategisan (tentunya lebih baik tidak memberikan screen yang sedang kita kerjakan ke arah jalanan kan?). Jadi gw milih meja pojok dengan tempat duuk yang membelakangi pilar menghadap ke jalanan.
Hmm setelah membuka Mac & menyalakan-nya, memang terasa awalnya agak aneh. Berasa diliatin dan agak2 ga senyaman bekerja di ruangan sendiri. Namun ajaib nya, selama hampir 3 jam gw bekerja, gw mendapatkan banyak ide design layout website unik plus implemen langsung di Photoshop. Kalau dibandingkan dengan bekerja di ruangan sendiri, biasanya tidak 'secerah' ini.

Mungkin gw bisa mendapatkan banyak ide ini dari cara jalan orang2 dan suara2 ngobrol2 baik di cafe maupun di jalanan sekitar Starbucks.
Selama gw bekerja, di samping kanan gw meja nya kosong terus. Sampai akhirnya ada yang miting ber 6 namun hanya sebentar. Setelah itu kosong lagi dan kemudian diisi oleh Om yang baru membeli banyak buku dari Kinokuniya (samping Starbucks) & langsung sibuk membaca2 buku-nya sendirian.

Ngomong2, gw jadi bingung mengapa ga pernah nemuin orang kerja di CB ataupun cafe2 lainya macam Oh la la ya? Gw ga pernah liat orang meeting atau 1 orang pun yang hanya duduk dan kerja, entah itu dengan kertas2 dan kalkulator di meja ataupun laptop. Bahkan yang hanya sendirian ditemani kopi dalam membaca buku aja tidak pernah gw liat.

Kenapa sejak kedatangan Starbucks di Indonesia, budaya kultur kerja / miting / baca buku sendirian di cafe itu baru datang?

Untuk yang belum pernah nyobain kerjain tugas di cafe, cobain dhe, tapi ikuti tips dibawah ini:
  1. Cari cafe yang sepi dan tenang. Biasanya cafe yang di lantai dasar pasti mirip pasar atmosfirnya. Ga mungkin dong kita bisa konsentrasi?
  2. Pemilihan tempat duduk harus sempurna. Pemilihan tempat duduk gw pada laporan diatas sebenarnya kurang strategis karena kepala gw dapat langsung melihat & terekspos pertigaan jalan. Mungkin bisa mendapatkan inspirasi, namun bisa juga dapat menjadi bumerang bagi yang sulit berkonsentrasi.
  3. Hemat dalam meminum. Kalau anda lagi low budget, jangan langsung seruput menghabiskan kopi 1 gelas yang baru anda pesan. Cukup diminum pelan2 sampai waktu punya pulang baru dihabiskan.
  4. Jangan membuang2 waktu mengerjakan / menulis yang tidak ada gunanya di cafe (salahsatunya seperti anda yang sedang membaca blog ini). Karena bisa jadi bos / pacar / anak / istri anda menunggu dengan amat kesal di rumah.
  5. Periksa & lihat seluruh bangku dan kursi sebelum beranjak. Karena biasanya konsentrasi penuh yang terlalu berlebihan sibuk memikirkan modul coding bisa membuat anda lengah. Alhasil laptop anda tertinggal dan disaat anda menyadarinya di rumah, semua itu sudah terlambat!
  6. Jangan bermain game di cafe. Itu membuat anda dipandang rendah oleh para eksekutif2 muda yang biasa mangkal di cafe tersebut. Apalagi anda bermain sendirian. Istilah Jawa-nya: That's totally anti-social white & nerdy geek!
  7. Jangan mengajak kekasih / teman / siapa saja. Karena dijamin anda malah menjadi susah berkonsentrasi.
  8. Last but not least, jangan lupa pesan minuman dahulu sebelum duduk! Kalau bisa jangan yang terlalu panas dan manis. Itu membuat mulut anda anyep & lodoh sehingga kiranya bisa mengganggu kinerja pengerjaan tugas anda disana.
Kerjain tugas di cafe? Yuuk. Betah di cafe? Yuuk.
Selamat mencoba! Sampai jumpa di cafe. Kalau bertemu jangan sungkan2 menegur gw! Gw yang lagi main game sendirian di pojokan, ups ...

3 comments:

Anonymous said...

cocok buat profesi2 tertentu dan meeting2 yang sifatnya ngeloby, programmer, designer ok tuh kalo kerja di SB, g sendiri ke SB seringnya ngobrol, meeting ringan karena ketemu orang, soal kopinya mahal rek, g sekarang mikir2, lagipula kok udah mulai eneg karena belum pesen udah kebayang rasanya, jadi bosen. ngikutin trend bolehlah, tapi lihat kemampuan dan jangan keterusan karena terpaksa doank. :)

felix said...

lol iyah jangan keterusan, ga sebanding2 amat sbnernya dengan harga nya.
tapi yang green tea enak jg yah.

Agen de Nature Asli said...

Gejala Penyakit Jengger Ayam atau Kutil Kelamin Pada Wanita dan Pria anabaptistblog